Pertumbuhan padi yang maksimal membutuhkan suplai unsur hara dalam jumlah yang seimbang, terutama unsur Nitrogen. Unsur Nitrogen dibutuhkan tanaman untuk pembentukan klorofil (zat hijau daun) dan pertumbuhan vegetatif tanaman. Kekurangan unsur N dapat menyebabkan daun padi kuning, tanaman kerdil dan berkurangnya jumlah anakan produktif. Disisi lain, kelebihan unsur N dapat menyebabkan pematangan gabah terhambat dan jerami padi lunak sehingga mudah rebah.
Pengamatan warna daun padi secara visual sejak dulu dilakukan petani sebagai petunjuk untuk mengetahui tingkat kesuburan tanaman. Warna daun menjadi salah satu indikator untuk mengetahui kebutuhan pupuk nitrogen pada padi. Daun padi yang berwarna hijau pucat menandakan defisiensi unsur Nitrogen. Untuk membantu petani memantau status N pada padi, Pusat Penelitian Padi Internasional (IRRI) bekerjasama dengan Balai Penelitian Padi mengembangkan Bagan Warna Daun (BWD).
Bagan Warna Daun awalnya dikembangkan di Jepang untuk membantu petani menentukan intensitas warna daun yang berhubungan dengan kandungan klorofil dan status N dalam daun. Bagan Warna Daun berbentuk persegi empat dengan 4-6 skala warna hijau muda hingga hijau tua sebagai dasar penilaian kualitatif warna daun padi. Alat ini dapat membantu petani untuk mengetahui waktu pemupukan dan dosis yang tepat untuk tanaman padi. Prinsip kerja bagan warna daun sangat sederhana, yaitu membandingkan warna daun padi dengan warna skala daun yang memiliki korelasi atau hubungan dengan ketersediaan unsur N pada tanaman. Komponen utama alat ini adalah daun sebagai komponen utama klorofil.
Kapan seharusnya Bagan Warna Daun digunakan ?
1.Berdasarkan waktu yang sudah ditetapkan
Pengukuran daun padi menggunakan BWD dilakukan sebanyak 2-3 kali berdasarkan fase pertumbuhan tanaman, yaitu pertumbuhan awal (0-14 HST), pembentukan anakan aktif (21-28 HST) dan fase primordial atau fase pembentukan malai (35-40 HST).
2. Real time atau berdasarkan kebutuhan rill tanaman
Pengukuran ini dilakukan secara berkala setiap 7-10 hari sejak tanaman berumur 21-28 HST sehingga petani harus sering ke sawah untuk mengukur warna daun. Apabila hasil pengukuran warna daun berada dibawah skala 4 BWD, maka tanaman segera diberi pupuk N.
Berikut cara menggunakan Bagan Warna Daun :
- Pilih 10 rumpun tanaman padi sehat secara acak, bagian daun yang di ukur yaitu daun teratas dan sudah terbuka penuh pada satu rumpun.
- Bandingkan warna daun dengan skala warna pada BWD. Jika warna daun berada diantara dua skala, maka diambil nilai rata-rata. Misal 4,5 jika warna daun berada pada skala antara 4-5.
- Jangan menghadap cahaya matahari saat mengukur warna daun, karena pantulan cahaya matahari dapat mempengaruhi pengukuran warna daun.
- Nilai rata-rata warna daun yang diamati pada 10 rumpun dihitung untuk menentukan takaran N yang dibutuhkan tanaman padi. Contoh perhitungan : Nilai skala pengukuran 10 rumpun berturut-turut 3,5 :3:4:3:4:5:4,5:4:3:5, maka rata-ratanya 38/10 = 3.8. Apabila nilai warna daun kurang dari 4 maka tanaman perlu diberikan pupuk N sesuai dengan fase dan umur tanaman. Sedangkan apabila nilai warna daun lebih dari 4 maka tanaman padi tidak perlu diberi pupuk N.
- Pengukuran dilakukan pada waktu dan orang yang sama. Sebaiknya pengukuran dilakukan pada pagi atau sore hari.
Baca juga : Tips Pemupukan Tanaman Padi yang Tepat
Beberapa faktor dapat mempengaruhi hasil pembacaan Bagan Warna Daun, seperti kerapatan tanaman, varietas padi, radiasi cahaya matahari pada saat musi hujan dan musim kemarau, kadar unsur hara lain juga pengaruh hama dan penyakit tanaman yang dapat menyebabkan warna daun padi berubah. Oleh karena itu petani sebaiknya memberikan pemupukan secara berimbang sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman padi agar hasil panen dapat maksimal.